Menuju Pernikahan : Tangga Kedua
#2 Pengantar Pernikahan
Persiapan Membangun Visi
Narasumber : Ustzh.
Vida Robi’ah Al Adawiyah
Konselor
Rumah Keluarga Indonesia
Founder Sekolah Pra Nikah
Pernikahan menyempurnakan separuh agama
Ketika kita
berkecimpung dalam dunia organisasi, kata visi misi sangat kerap kita dengar. Atau
bahkan kita pernah turut menuliskannya? Jika diulas lebih dalam, seberapa
pentingnya sih visi misi dalam sebuah organisasi? Visi misi merupakan dasar bergeraknya
suatu organisasi, sehingga apapun yang dilakukan dalam organisasi tersebut
haruslah berdasar dari visi misi yang termaktub di pedoman organisasi tersebut.
Dalam organisasi, visi misi akan memudahkan anggotanya untuk memilah mana yang
harus dilakukan dan yang tidak, pun dalam mencapai tujuan organisasi tersebut,
visi misi akan menuntun anggotanya untuk mewujudkan impian dalam organisasi.
Menikah meraih ridhoNya
Sama halnya
dengan pernikahan. Ibarat sebuah organisasi, pernikahan ideal haruslah memiliki
visi misi agar kelak terarah ketika mengarungi bahtera rumah tangga. Visi
merupakan tujuan yang akan dicapai selama menjalankan rumah tangga. Visi utama
seorang mukmin dalam berumah tangga yaitu tercapainya keluarga yang sakinah,
mawaddah, warahmah. Sehingga kedua insan tidak hanya bersatu di dunia saja,
namun juga di surga kelak. Memiliki visi menggapai kebahagiaan dunia serta
akhirat, merupakan esensi tertinggi dalam membina sebuah rumah tangga. Namun
perlu dicatat bahwa tercapainya hal tersebut tidaklah semudah apa yang terucap.
Kita harus benar-benar mempersiapkannya sejak dini agar dapat membangun
keluarga yang kuat secara visi misi.
Ada beberapa
hal yang dapat menguatkan tercapainya visi misi dalam berumahtangga. Konsep
pernikahan Samara (Sakinah, Mawaddah, Warahmah), dapat tercapai apabila
memenuhi beberapa persyaratan. Syarat-syarat tersebut dapat disingkat menjadi 5
huruf yaitu NIKAH.
Pertama : (N) Niat
Niat mempengaruhi hasil akhir
Segala sesuatu
akan bernilai pahala apabila berlandaskan niat yang lurus karena Allah,
terlebih dalam pernikahan yang notabene ibadah terpanjang. Menikah diniatkan
untuk melaksanakan sunnah Rasulullah ļ·ŗ,
serta sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah. Selain itu, menikah juga diniatkan
sebagai jalan yang ditempuh untuk memperkuat berjuang di jalan dakwah. Seperti
kisah Rasulullah ļ·ŗ
yang mempersunting Khadijah, sehingga Khadijah memberikan seluruh harta bendanya,
bahkan jiwa raganya untuk dakwah Rasulullah.
Kedua : (I) Ilmu
Pentingnya bekal ilmu
Dalam
melaksanakan ibadah perlu memiliki bekal dalam melaksanakannya, agar sesuai
dengan apa yang Allah perintahkan dan sesuai tuntunan Nabi ļ·ŗ.
Harapan dalam sebuah pernikahan yaitu menyatukan dua insan tidak hanya di dunia
namun juga sehidup sesurga. Ada beberapa ilmu yang menjadi bekal dalam
mengarungi kehidupan rumah tangga, antara lain fiqih munakahat (fiqih
pernikahan), adab suami-istri, ilmu pengasuhan anak sesuai tuntunan Nabi ļ·ŗ, serta life skill rumah
tangga sangat diperlukan demi kelanggengan dalam rumah tangga. Jika untuk
menjalani kehidupan di dunia saja perlu ilmu, apalagi akhirat?
Ketiga : (K) Kesiapan
Kesiapan
seseorang untuk melaksanakan pernikahan dapat dilihat dari berbagai macam
aspek, antara lain dalam hal spiritual (jiwa), ruhiyah (batin), dan jasadiyah
(raga). Aspek-aspek tersebut adalah aspek yang meliputi diri yang akan menikah.
Adapun apek ekseternal yang berkaitan erat dengan kesiapan pernikahan antara
lain orangtua, finansial, serta ketepatan waktu dalam melangsungkan pernikahan.
Orangtua apabila tidak dipahamkan dalam hal pernikahan, bisa jadi akan
mempersulit kita. Disisi lain, yang harus dipersiapkan yaitu finansial yang
dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan.
Keempat : (A) Alur
Alur yang baik akan menciptakan keberkahan
Tahapan-tahapan
dalam proses pernikahan akan mempengaruhi keberjalanan rumah tangga yang akan
datang. Alur yang tidak sesuai syari’at akan dapat berdampak kurang berkahnya
pernikahan yang kita jalani kelak. Untuk itu, proses menuju pernikahan harus
sangat diperhatikan agar selama proses tersebut tidak dinodani dengan hal-hal
yang membuat hilangnya keberkahan tersebut. Alur menuju pernikahan yang baik
yaitu sesuai yang ditetapkan Allah, menghindari fitnah. Dimulai dari ta’aruf,
nadzor, khitbah, bahkan dalam acara walimah pun, sangat perlu diperhatikan agar
tidak mengurangi keberkahan dari pernikahan tersebut.
H : Happy & Barokah
Menikah
adalah menyatukan dua insan. Tumbuhnya cinta dan kasih setelah terucapnya akad
dari bibir sang mempelai pria kepada ayah sang mempelai wanita. Kebahagiaan
pernikahan yang sesungguhnya tidak hanya dirasakan bagi kedua mempelai saja,
namun juga bagi keluarga serta masyarakat. Karena, menikah bukan hanya
menyatukan dua kepala namun juga menyatukan dua keluarga. Keberkahan dapat dirasakan ketika bertambahnya ketaatan dalam diri ini pada Allah, dan bertambahnya manfaat pada lingkungan sekitar.
Mempersiapkan pernikahan dengan bersiapan yang baik, menjalani proses dengan sebaik-baik tuntunan, demi meraih kebahagiaan yang sejati. Bersatu dalam kebaikan untuk menggapai RidhoNya.
*ditulis ulang dengan perbedaan bahasa penyampaian
Mempersiapkan pernikahan dengan bersiapan yang baik, menjalani proses dengan sebaik-baik tuntunan, demi meraih kebahagiaan yang sejati. Bersatu dalam kebaikan untuk menggapai RidhoNya.
*ditulis ulang dengan perbedaan bahasa penyampaian
Comments
Post a Comment